Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt (campuran lelehan), atau pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga
merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase
kristal padat.
Pemisahan
dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya
dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari
zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang
sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk
hingga 100%.
1. Fase kristalisasi cair-padat
Dalam keadaan cair atom-atom
tidak memiliki susunan teratur dan selalu mudah bergerak, temperaturnya
relative lebih tinggi dan memiliki energi yang cukup untuk mudah bergerak. Dengan turunnya temperatur maka energi atom aka semakin rendah, makin sulit
bergerak dan mulai mengatur kedudukannya relatif terhadap atom lain, mulai
membentuk inti kristal pada tempat yang relative lebih tinggi. Inti akan menjadi pusat kristalisasi, dengan makin turun temperature makin
banyak atom yang ikut bergabung dengan inti yang sudah ada atau membentuk inti
baru.
2. Fase kristalisasi gas-padat
Kristal dibentuk langsung dari uap tanpa melalui fase
cair. Bentuk kristal biasanya berukuran kecil dan terjadang berbentuk seperti rangka
(skeletal form). Pada f ase ini, kristal yang terbentuk adalah hasil sublimasi
gas-gas yang memadat akibat perubahan lingkunganya. Umumnya gas-gas terbsebut
adalah hasil dari aktivitas vulkanis.
3. Fase kristalisasi padat-padat
Proses ini dapat terjadi apabila pada agregat kristal
dibawah pengaruh tekanan dan temperatur (deformasi). Pada fase ini yang berubah
adalah struktur kristalnya sedangkan susunan unsur kimianya tetap sama hal ini
terjadi karena tidak ada faktor lain yang terlibat selain tekanan dan
temperatur.