Apabila tekstur
mencerminkan ukuran partikel dari fraksi-fraksi tanah, maka struktur merupakan
kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah (pasir, debu dan
liat individual) hingga partikel-partikel sekunder (gabungan partikel-partikel
primer yang disebut ped (gumpalan) yang membentuk agregat (bongkah).
Tanah yang pertikel-partikelnya belum
bergabung, terutama yang bertekstur pasir, disebut tanpa struktur atau berstruktur lepas, sedangkan tanah bertukstur liat, yang terlihat
massif (padu tanpa ruang pori, yang lembek jika basah dan keras jika kering) atau apabila dilumat dengan air membentuk pasta disebut juga tanpa struktur.
bergabung, terutama yang bertekstur pasir, disebut tanpa struktur atau berstruktur lepas, sedangkan tanah bertukstur liat, yang terlihat
massif (padu tanpa ruang pori, yang lembek jika basah dan keras jika kering) atau apabila dilumat dengan air membentuk pasta disebut juga tanpa struktur.
Struktur tanah
berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi
tanah, karna susunan antar – ped atau agregat tanah akan mengasilkan
ruang yang lebih besar ketimbang susunan antar partikel primer. Oleh karena
itu, tanah yang bertukstur baik akan mempunyai kondisi drainase dan aerasi yang
baik pula, sehingga lebih memudahkan system perakaran tanaman untuk
berpenetrasi dan mengabsorpsi (menyerap) hara dan air, sehingga pertumbuhan dan
produksi menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dari percobaan pemupukannya
mendapatkan bahwa produksi jagung pada tanah tanpa pupuk tetapi beragregat baik
ternyata 2,3 kali lebih besar ketimbang produksi pada tanah beragregat buruk
yang diberi pupuk. Penanaman melindungi agregat tanah dari hantaman air hujan,
sehingga makin rapat tajuk tanaman akan makin baik pengaruhnya terhadap agregat
tanah. Lal (1979) mengemukakan bahwa struktur tanah mempunyai peran sebagai
regulator yang:
a. Menyinambungkan
arah pipa yang terbentuk dari berbagai ukuran pori-pori yang berinterkoneksi,
stabilitas dan durabilitasnya;
b. Mengatur
retensi dan pergerakan air tanah;
c. Difusi
gas dari dan ke atmosfer; dan
d. Mengontrol
proliferasi (pertumbuhan) akar dan perkebangannya.
Kemudian
secara langsung atau tak langsung terkait dengan;
a. Erosi
air atau angin;
b. Penggenangan
dan aerasi tanah;
c. Stress
tanaman akibat kekeringan;
d. Pelindian
atau kehilangan hara-hara tanaman; dan
e. Temperature
tanah.
Di
lapangan, struktur tanah dideskripsikan menurut:
a. Tipe,
indikator bentuk dan susunan ped, yaitu: bulat, lempeng, balok dan prisma,
b. Kelas,
indikator bentuk struktur yang terbentuk dari ped-ped penyusunnya, menghasilkan
7 tipe struktur tanah, sebagaimana tertera pada, dan
c. Gradasi,
indikator derajat agregasi atau perkembangan struktur, yang dibagi menjadi:
d. Tanpa
struktur, jika agregasi tak terlihat atau berbatas tidak jelas atau baur dengan
batas-batas alamiah,
e. Lemah,
jika ped sulit terbentuk tapi terlihat,
f. Sedang,
jika ped dapat terbentuk dengan baik, tahan lama dan jelas, tetapi tak jelas
pada tanah utuh, dan
g. Kuat,
jika ped kuat, pada tanah utuh jelas terlihat dan antarped terikat lemah namun
tahan jika dipindahkan dan hanya terpisah apabila tanah terganggu.