Thursday, April 6, 2017

Pengertian struktur tanah

Apabila tekstur mencerminkan ukuran partikel dari fraksi-fraksi tanah, maka struktur merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah (pasir, debu dan liat individual) hingga partikel-partikel sekunder (gabungan partikel-partikel primer yang disebut ped (gumpalan) yang membentuk agregat (bongkah). Tanah yang pertikel-partikelnya belum
bergabung, terutama yang bertekstur pasir, disebut tanpa struktur atau berstruktur lepas, sedangkan tanah bertukstur liat, yang terlihat
massif (padu tanpa ruang pori, yang lembek jika basah dan keras jika kering) atau apabila dilumat dengan air membentuk pasta disebut juga tanpa struktur.

Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi tanah, karna susunan antar – ped atau agregat tanah akan mengasilkan ruang yang lebih besar ketimbang susunan antar partikel primer. Oleh karena itu, tanah yang bertukstur baik akan mempunyai kondisi drainase dan aerasi yang baik pula, sehingga lebih memudahkan system perakaran tanaman untuk berpenetrasi dan mengabsorpsi (menyerap) hara dan air, sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dari percobaan pemupukannya mendapatkan bahwa produksi jagung pada tanah tanpa pupuk tetapi beragregat baik ternyata 2,3 kali lebih besar ketimbang produksi pada tanah beragregat buruk yang diberi pupuk. Penanaman melindungi agregat tanah dari hantaman air hujan, sehingga makin rapat tajuk tanaman akan makin baik pengaruhnya terhadap agregat tanah. Lal (1979) mengemukakan bahwa struktur tanah mempunyai peran sebagai regulator yang:

a.   Menyinambungkan arah pipa yang terbentuk dari berbagai ukuran pori-pori yang berinterkoneksi, stabilitas dan durabilitasnya;
b.    Mengatur retensi dan pergerakan air tanah;
c.    Difusi gas dari dan ke atmosfer; dan
d.   Mengontrol proliferasi (pertumbuhan) akar dan perkebangannya.

Kemudian secara langsung atau tak langsung terkait dengan;

a.    Erosi air atau angin;
b.    Penggenangan dan aerasi tanah;
c.    Stress tanaman akibat kekeringan;
d.   Pelindian atau kehilangan hara-hara tanaman; dan
e.    Temperature tanah.

Di lapangan, struktur tanah dideskripsikan menurut:

a.    Tipe, indikator bentuk dan susunan ped, yaitu: bulat, lempeng, balok dan prisma,
b.   Kelas, indikator bentuk struktur yang terbentuk dari ped-ped penyusunnya, menghasilkan 7 tipe struktur tanah, sebagaimana tertera pada, dan
c.    Gradasi, indikator derajat agregasi atau perkembangan struktur, yang dibagi menjadi:
d. Tanpa struktur, jika agregasi tak terlihat atau berbatas tidak jelas atau baur dengan batas-batas alamiah,
e.    Lemah, jika ped sulit terbentuk tapi terlihat,
f.   Sedang, jika ped dapat terbentuk dengan baik, tahan lama dan jelas, tetapi tak jelas pada tanah utuh, dan
g.  Kuat, jika ped kuat, pada tanah utuh jelas terlihat dan antarped terikat lemah namun tahan jika dipindahkan dan hanya terpisah apabila tanah terganggu.

Popular Posts