Thursday, April 6, 2017

Sifat-sifat dan unsur stratifikasi sosial

Sifat-sifat stratifikasi sosial

Terdapat dua sifat atau sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat, ada yang bersifat terbukan dan ada yang berifat tertutup. Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat untuk dapat berpindah dari status satu ke status lainnya berdasarkan usaha-usaha tertentu. Misalnya seorang petani mempunyai kemungkinan untuk dapat menjadi tokoh agama jika ia mampu dapat meningkatkan nilai kesalahannya dalam menjalankan agamanya.

Dengan demikian berarti dalam sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat
berhak mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuan sendiri
naik status sosial, atau mungkin juga justru stabil dan bahkan bisa juga status sosial nya turun sesuai kualitas usahanya sendiri (“Sosiologi Skematik, Teori dan Terapan”- Abdulsyani,1994:87-88).

Para penganut fungsional berpendapat bahwa kelas sosial menentukan hak-hak istimewa dan tanggug jawab para individu. Para ahli teori konflik menolak pandangan yang menyatakan hak istimewa kelas sosial bersifat “fungsional” yang nantinya dapat digunakan sebagai penindas, maka stratifikasi sosial dibagi menjadi dua sifat yaitu : 

a.     Closed social stratification, yang membatasi kemungkinan pindahnya sesorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak pindahnya keatas maupun kebawah. Satu satunya cara untuk menjadi anggota closed social stratification adalah melalui kelahiran

b.      Open social stratification, semua masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kepandaian sendiri untuk naik atau jatuh dari lapian atas ke lapisan bawah (“Dasar-dasar Sosiologi”-Syahrial dan Rusdiyanta,2009:56-57)

Unsur-unsur stratifikasi social

a.    Status

Semakin penting status yang dipegang, semakin dikit pula jumlah anggota masyarakat yang memegang status tersebut seperti kyai. Posisi yang bersifat penting dan memang memiliki kemampuan baik dalam bidang agama, ekonomi, pendidikan dan lain-lain serta memenuhi syarat.

Status sosial dapat diartikan sebagai kedudukan seseorang dalam suatu kelompok dan hubungn nya dengan anggota yang lain dalam kelompok yang sama. Kedudukan tersebut di bandingkan menurut nilai dan pengaruh nya sehingga dapat terlihat ada perbedaan antara yang rendah dan yang tinggi. Sementara itu status sosial yang di proleh seseorang memiliki hubungan yang erat terhadap lingkungan sosial nya dan sama-sama memiliki tujuan yang ingin dicapai(“Sosiologi Skematik, Teori dan Terapan”- Abdulsyani,1994:92)

b.   Peran sosial

Peran sosial adalah perbuatan seseorang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimiliki. Oleh karena itu peran seseorang seperti kyai yaitu sebagai kumpulan harapan yang terencana sesuai yang ingin dicapai bersama sama.

c.    Dasar lapisan masyarakat

Kriteria yang dapat digunakan untuk menggolongkan anggota masyarakat kedalam suatu lapisan sebagai berikut :

       1. Ukuran kekayaan
Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas. Dapat dilihat dari bentuk rumah,  mobil pribadi, pakaian yang digunakan dan sebagainya.

                  2. Ukuran kekuasaan
Barangsiapa yang memiliki kekuasan atau wewenang penuh maka menempati lapisan teratas.

3. Ukuran kehormatan
Orang yang paling disegani atau dihormati, mendapat tempat yang teratas. Biasanya dijumpai pada masyarakat tradisional, yaitu mereka yang perah berjasa untuk masyarakat.

4. Ukuran ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negatif karena ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, tetapi gelar kesarjanaanya. Sudah tentu hal demikian memicu segala macam usaha untuk mendapat gelar secara tidk halal(“Sosiologi Suatu Pengantar”Prof. Dr. Soerjono Soekanto, 1982:207-208)

Popular Posts